kamunanya.net – Coutinho Pemain asal Brazil yang sempat membela beberapa klub besar di Eropa seperti Inter milan, Liverpool, Barcelona dan Bayern munchen kini tengah mengalami penurunan karir bersama Aston Villa.
Philippe Coutinho pemain yang saat ini berusia 31 tahun tersebut kini sudah mulai kehilangan kemampuan terbaiknya dalam bermain sepak bola.
Sejak meninggalkan Liverpool untuk bergabung dengan Barcelona, karir sang pemain tak lagi cemerlang seperti saat membela Liverpool.
Dirinya didatangkan oleh Barcelona dengan harga yang fantastis pada tahun 2018 dengan harga 160 juta Euro.
Meski didatangkan dengan harga yang mahal ternyata permainan dari Coutinho tak berkembang bersama Barcelona, Blaugara akhirnya
meminjamkan Coutinho ke Bayern Munchen pada tahun 2019 selama satu musim. Bersama Die Roten Coutinho kembali menemukan
permainan terbaiknya dengan berhasil membawa Bayern Munchen meraih trophy Liga Champion dan gelar Bundesliga.
Menjadi pemain semenjana
Bayern munchen tak tertarik untuk mempermanenkan sang pemain. Coutinho akhirnya kembali ke Barcelona pada musim 2021-2022 sayangnya setelah
kembali dari Bayern Munchen dirinyaa masih tak mampu tampil konsisten. Dirinya lebih banyak duduk di bangku cadangan dari pada tampil membela Bayern.
Philippe Coutinho akhirnya resmi di lepas Barcelona ke Aston Villa dengan harga 20 juta Euro pada tahun 2022. Hingga kini penampilannya bersama Villa juga terbilang biasa-biasa saja.
Musim 2022-2023 dirinya baru tampil sebanyak 22 laga dengan mencetak 1 gol. Pemain asal Brasil tersebut nampaknya sudah mulai menuju akhir karir yang redup.
Peforma yang tak lagi mempuni
Salah satu alasan kenapa dirinya sudah mulai jarang diberikan kesempatan untuk tampil adalah karena performa dan kemampuannya yang sudah
tidak lagi sehebat saat dirinya masih membela Liverpoo. Kepindahan Coutinho ke Barcelona mungkin sebuah kesalahan yang membuat karirnya menjadi redup,
ia tak pernah benar-benar menunjukan kemampuan terbaiknya bersama Blaugrana.
jika Coutinho masih saja gagal memberikan kemampuan terbaik di Inggris maka kemungkinan sang pemain akan di lepas ke klub
asal China atau MLS yang tingkat kompetisinya sedikit lebih rendah di banding di Eropa yang sangat menguras fisik. Apalagi di usia yang
sudah menginjak 31 tahun tentu akan sulit baginya untuk bersaing dengan para pemain muda yang memiliki tenaga.
